Lahir di Solo, pernah 8 tahun tinggal di Bali. Pensiunan abadi sekaligus Web Programmer & owner di Gravis Web Design, juragan CeritaInspirasi.net, PEPeku.com, IlmuPengetahuan.org, Akun.biz, Travelindonesia.org, dan puluhan web lainnya. iOS & Android apps developer, PHP & jQuery engineer, UI designer, tukang foto keliling, hobi maen drum & kibor, internet marketer & SEO master (katanya), writer & editor buku, servis TV & radio, benerin genteng, gali sumur, tukang pijet, serta beberapa side job gak penting lain. Biasanya naik sepeda gayung atau malah jalan kaki. Hobi keliling Indonesia, bongkar-pasang komputer, penikmat seni, suka hal-hal baru, absolutely free-man, dan yang penting suka sambel dan masakan Jawa.
Seorang lelaki, secangkir kopi, dan lamunan sore hari
Kulihat Ibu Pertiwi, sedang Bersusah hati. Air matamu berlinang, mas intanmu terkenang
Hutan gunung sawah lautan, simpanan kekayaan. Kini ibu sedang susah, merintih dan berdoa
Kulihat Ibu pertiwi, kami datang berbakti. Lihatlah putra-putrimu, menggembirakan Ibu
Ibu kami tetap cinta, putramu yang setia. Menjaga harta pusaka, untuk nusa dan bangsa.
—-
Lagu sederhana itu sayup-sayup mengalun di dalam otakku, saat aku menekan tombol demi tombol di kibord. Sebuah lagu sederhana yang menyayat habis egoku di malam ini. Aku masih ingat betul bagaimana dulu pernah berteriak-teriak menyanyikan lagu itu, diiringi dengan ketukan-ketukan tongkat bu guru pada papan tulis yang penuh not angka.
Tak kusangka, lebih dari 15 tahun sudah kuhapal lagu itu, namun baru malam ini aku merasa ada getaran-getaran aneh dalam masing-masing kata yang berbaris di sana. Terutama saat si pipit cantik dalam tabung kaca itu mulai bercerita mengenai berbagai perkara bangsa ini. Yeps, perkara-perkara yang jelas menggores luka hati Ibu Pertiwi. Urusan-urusan yang mampu merampas mahkota Sang Ibu, lalu melemparkannya di jalan untuk dibiarkan terinjak-injak.
Aku lahir di sini, aku tumbuh di sini, dan mungkin kelak mati di sini, di pangkuan Ibu Pertiwi. Mungkin itu sebab mengapa selalu ada keinginan untuk membuat Sang Ibu tersenyum. Yup, lelaki kecil ini sedang belajar untuk mencintai negerinya. Negeri yang dipercayakan oleh Sang Kuasa untuk ditempati dan dimiliki.
Yah.. harus kuakui aku hanya segumpal daging kecil di tengah hiruk pikuknya 220 juta manusia berbangsa Indonesia. Hanya seorang pengagum keteduhan yang mencoba menggoreskan warna-warna di layar plastik, sambil memajang karya di beberapa titik. Pun sesekali bergumul dengan script PHP ditambah dengan noktah-noktah JavaScript.
Tulisanku juga masih terlalu sederhana, belum semegah istana kaca yang mampu membuat pemandangnya berhenti sesaat. Beginilah aku, setetes embun di tengah lautan, hembusan kecil di tengah badai, lilin lucu di bawah lampu pijar. Aku juga paham bahwa cahaya yang kuhasilkan masih berwarna, belum seputih matahari.
Tapi beginilah caraku menari – dan aku akan terus bernyanyi. Bersama lilin-lilin kecil lain di dunia maya, untuk melantunkan lagu-lagu manis sebagai penghibur Ibu Pertiwi.
Kami tahu bahwa kami belum mampu menyembuhkan luka Ibu Pertiwi, tapi kami akan tetap setia menabur aura positif dan getaran-getaran hati – untuk masa depan yang lebih baik lagi – bagi bangsa ini…
SALAM !! UNTUK BLOGGER ANTI KORUPSI DI SELURUH PENJURU NUSANTARA.. ^^
.
*************
Bagi sahabat-sahabat blogger yang belum tahu tentang Anti Korupsi BlogPost Competition, uraian tentang kompetisi ini bisa dibaca di artikel “Anti Korupsi Blogpost Competition“. Sedangkan kelengkapan kompetisi dapat dilihat pada page Kompetisi, Pendaftaran, dan Banner.
Saya masih menunggu tulisan temen-temen.. dan terima kasih pula buat sahabat-sahabat yang sudah mendaftarkan artikelnya… matur nuwun atas partisipasinya yaaa.. ^^
.
Salam, sahabatku 🙂
Salam
Saya juga baru ikutan nih 🙂
sekarang saya jarang banget denger lagu itu,,padahal dalam maknanya untuk menggugah rasa cinta tanah air kita,,
met pagi sahabat,,met beraktifitas,
“lilin lucu di bawah lampu pijar”
hahaha lucu?
patut dipertanyakan nih.
*kabuur*
terkadang suka gitu tuh.. dulu waktu kita nyanyin berasa biasa aja, tapi pas dalam moment yg pas dengerin lagu itu bisa merinding sendiri 😀
Saya juga senang lagu itu. Membacanya tadi sampai habis, dan ikut menyanyikannya dalam hati. Memang terasa. Wah, kok bisa ya, padahal ini pagi. Biasa suasana seperti itu kan malam. Tulisan-tulisan yang mengikutinya juga menggugah. Salam dan selamat pagi mas.
merinding sob nyanyinya, gak nyangka kalo sudah segede ini jadi kerasa banget tuh lagu.
selamat beraktifitas aja.
so…bagai mana caranya biar ibu pertiwi dapat tertawa riang lagi…dapat membusungkan dada tanpa malu n takut tuk keluar rumah…kayaknya kita sebagai generasi muda ini yg harus mikirin…yg tua-tua biarin pada bersengketa diatas sana…asemtenanik…esmosi gw…
mantap bang…lagu itu bisa jadi rangkaian kata-kata yang indah untuk meluahkan rasa anak bangsa yang rindu akan alam indonesia yang indah seperti dulu ….nice artikel bang….salam….
..salam anti korupsi….berantas korupsi sampe akar….
Dhe suka lagu ntu dr kecil.
emm.. ini salah satu artikel anti korupsi yah 😀
wau tulisan yang keren bro, mantap 🙂 tq dah berbagi 🙂
lagu yang bikin sedih n’ kangen ama ibu pertiwi…. :'(
apaan ya itu..? menuju ke TKP…..
biar rebah jangan berubah kita tetap cintai ibu pertiwi
bair terbuang terus berjuang…
itulah ikrar kami duhai ibu pertiwi….
ibu pertiwi menangis telah lama, sejak manusia kehilangan hati nurani, otak dan pikiran
selesaikan mas..!!! selesaikan cita-cita mulia ini hingga tuntas
Tangis pertiwi kan terhenti suatu saat nanti…:D
gerimis hatiku membaca dan mnyenandungkan lagu itu dalam hati, Mas …
tapi selalu saja ada yang bisa kita lakukan untuk menghapus luka ibu, bukan? Sekecil apapun usaha kita, tetaplah sebuah usaha yang bila disatukan dengan usaha-usaha kecil lain di bumi kita, akan menjadu sebuah kekuatan BESAR. Optimis, kita bisa!!
bukannya menyembuhkan, tapi malah semakin menambah luka yaa
Mungkin aku tidak bisa menyembuhkan karena aku hanyalah orang biasa namun aku selalu berusaha untuk tidak menambah luka dan tentu saja berharap bahwa tangis Ibu pertiwi ini akan berakhir.
Semoga para koruptor dinegeri ini ada yang tersadar setelah membaca tulisan2 dari peserta kompetisi ini…
semangat terus bang Joddie….mari singsikan baju untuk negeri tercinta INDONESIA
Mas Jod… saya baru saja mendaftarkan artikel saya, maap kalo telat.
Mohon diperiksa dan dikonfirmasi.
Trimakasih.
berawal dari hal yang kecil baru bisa jadi besar,
meskipun sekecil lilin, siapa tahu manfaatnya sebenderang mentari
mau menangis tapi “takut” di kira cengeng. tapi terharu hiks hiks…
Ini keren ya…. aku terharu lho…..
bangsa ini sudah ternoda oleh pembesar yg curang,ibu pertiwi menangis bagaimana nasib anak bangsa yg di telantarkan,padahal anak bangsa adalah penerus
Semoga org2 di Indonesia ini tahu akan keadaan skrng. . .dan mau memajukan Indonesia. . .SemaNgat Indonesia.
Tulisan Mas Jodie bagus-bagus koq… aku malah kadang suka minder merangkai kata-kata di blogku.
Oya, Ada sedikit kado kecil dariku untuk mas Jodie dalam rangka ulang tahun BERTUAH Pekanbaru. Silahkan dijemput…
Saya mau juga tuh ikut kompetisi.
———
Oh iya bang, ada PR di blog saya, mohon dijemput ya, terima kasih..
Saya mau juga tuh ikut kompetisi.
———
Oh iya bang, ada PR di blog saya, mohon dijemput ya, terima kasih…..
Ih mas, nangis aku bacanya :((
Kalau aku ke blogmu, harus pinjem notebook orang dulu. Jadi, maaf kalau selalu lambat.
tentang lomba, hehehehe.. jadi nyadar, aku belum ikutan 😀 Posting last minut lah…
tadi saya komen masuk gak yah?
buat semua yg kasih komentar.. makasih yaaa.. ^^ maaf jika tidak bisa dibalas satu per satu.. ^^
selamat pagii^^…salam super semangat kakanda jodie dari bri
pagii ini juga aku lihat ibu pertiwi
sedang mengerek sangsaka yang dikibarkan hari senin pagi ^o^
Really appreciate this post. It’s hard to sort the good from the bad sometimes, but I think you’ve nailed it!