Lahir di Solo, pernah 8 tahun tinggal di Bali. Pensiunan abadi sekaligus Web Programmer & owner di Gravis Web Design, juragan CeritaInspirasi.net, PEPeku.com, IlmuPengetahuan.org, Akun.biz, Travelindonesia.org, dan puluhan web lainnya. iOS & Android apps developer, PHP & jQuery engineer, UI designer, tukang foto keliling, hobi maen drum & kibor, internet marketer & SEO master (katanya), writer & editor buku, servis TV & radio, benerin genteng, gali sumur, tukang pijet, serta beberapa side job gak penting lain. Biasanya naik sepeda gayung atau malah jalan kaki. Hobi keliling Indonesia, bongkar-pasang komputer, penikmat seni, suka hal-hal baru, absolutely free-man, dan yang penting suka sambel dan masakan Jawa.
Seorang lelaki, secangkir kopi, dan lamunan sore hari
Sekitar sebulan yang lalu aku berkesempatan memiliki iPhone 5s. Yeah.. Lima-Es warna gold, euy! Peluncuran iPhone 5s itu sendiri hampir berbarengan dengan peluncuran iPhone 5c, sebuah versi murah (murah???) nya iPhone 5. Hingga aku nulis review iPhone 5s ini, Apple smartphone ini memang belum resmi dirilis di Indonesia. Kalau pun ada yang punya (setidaknya sampai artikel ini ditulis), pasti beli langsung di luar negeri, dapet kiriman, atau dapet dari BM.
Di pasaran BM lokal, harga iPhone 5s berkisar antara 11-15 juta rupiah (November 2013), tergantung kapasitas disk, warna, dan siapa penjualnya. Kalo yang “Gold” biasanya lebih mahal. Gak tau deh kenapa “Gold” bisa mahal, padahal di web resminya Apple, apapun warnanya, harganya tetep sama. Aku sendiri dapet karena dikirimi langsung dari California, dan belinya gak pake duit.. hehe.. kok bisa? panjang ceritanya.. tapi yang jelas, masih dalam tataran ‘legal’, ‘bukan gratisan’, ‘bukan hadiah’, dan tentunya ‘terhormat’ π .
Iphone 5s memang hadir dalam 3 warna yang berbeda, salah satunya adalah warna emas (gold) yang memang belum pernah ada dalam sejarah iPhone. Warna lainnya adalah silver dan dark-grey. iPhone 5s terbit dalam tiga kapasitas disk: 16Gb, 32Gb, dan 64Gb (makin gede makin mahal). Sedangkan iPhone 5c diluncurkan dalam warna-warna yang lebih ngejreng khas ABG alay. Tidak tanggung-tanggung, Apple langsung membuat 5 warna untuk versi ‘murah’ nya ini. Kapasitas disk yang disediakan iPhone 5c cuma dua, yaitu 16Gb dan 32Gb.
Karena aku gak punya iPhone 5c, maka pembahasan selanjutkan akan lebih aku khususkan ke iPhone 5s. Oke deh.. langsung ke reviewnya.
Saat dibuka dari boksnya, selain handphonenya sendiri, paket Apple iPhone 5s ini terdiri dari beberapa perlengkapan. Yaitu:
Yang aku harapkan tetapi ternyata gak ada di Box ini adalah:
Waktu aku liat pertama kali, iPhone 5s ini terlihat cukup ramping dan ringan (diklaim seberat 112 gram). Layarnya cukup gede, tetapi tidak kegedean. Ukuran iPhone 5s sangat enak dipegang dan sangat pas masuk kantong, sehingga praktis dibawa kemana-mana. Secara fisik hampir tidak ada perbedaan dengan pendahulunya, iPhone 5 biasa.
Perbedaan yang paling mencolok antara iPhone 5s dengan iPhone 5 biasa adalah tidak adanya logo ‘kotak’ di bagian tombol homenya. Yup, sepertinya alasan penghilangan tanda ‘kotak’ ini adalah untuk lebih mengefektifkan fungsi scanner sidik jari (TouchID) yang memang baru ada pada seri 5s ini.
Karena tidak disediakan SIM eject toolnya, maka aku harus berusaha keras mengeluarkan SIM defaultnya untuk diganti dengan SIM Telkomselku. Tempat SIM card di iPhone memang hanya dapat dibuka dengan SIM eject tools atau klip / penjepit kertas (kayaknya ukuran diameter lubangnya memang sudah di’pas’kan dengan diameter kawat penjepit kertas). Aku bukan orang kantoran, jadi jepitan kertas adalah barang yang cukup langka di sini, adanya cuma lidi, cemiti, ama jarum jahit.. aku congkal-congkel susah banget buka tempat SIMnya, malah jarum nya yang patah. Hehe.. akhirnya aku nyerah dan pergi ke toko buku, cuma buat beli klip kertas. Oke deh, masalah SIM selesai, akhirnya aku bisa mengeluarkan SIM T-Mobile bawaannya dan menggantinya dengan SIM Simpati punyakku.
Oya, Sama dengan iPhone 5 biasa, Apple iPhone 5s ini menggunakan Nano-SIM card, lebih kecil dari SIM yang digunakan untuk iPhone 4 (Micro-SIM), sangat lebih kecil lagi jika dibanding dengan SIM GSM biasa. Jika SIM nya masih ukuran standar, maka harus dipotong dulu biar bisa masuk. Petunjuk cara potongnya bisa dicari di internet. Alat potongnya pun juga sudah mulai banyak tersedia di pasaran.
Seperti halnya gadget Apple lainnya, ketika dinyalakan pertama kali, maka akan diminta memasukkan Apple ID. Jika belum punya, bisa langsung daftar lewat smartphone tersebut (jika ada WiFi), atau bisa juga dengan membuatnya terlebih dulu di website Apple. Apple ID ini berfungsi sebagai ‘tanda pengenal’ untuk mengunduh / membeli aplikasi di iOS AppStore, dan terutama untuk otomatis membackup dan mensinkronisasi isi handphone ke iCloud (semacam layanan penyimpanan data online yang disediakan gratis oleh Apple untuk penggunanya). Jadi kalau kita ganti iPhone atau punya device Apple yang lain (iPad atau ePod), seluruh data dan isi handphone (termasuk kontak, sms, email, eBook, eMagazine, & aplikasi yg dibeli) bisa diakses dan dikembalikan lagi ke device yang baru tersebut.
Secara keseluruhan, performance iPhone 5s memang luar biasa. Saat pertama aku coba, seabreg aplikasi langsung aku jejalin ke situ, dari yang ringan sampai game yang ukurannya bergiga-gigabytes. Amazing! sama sekali gak ada lag saat dijalankan, padahal aku punya Android dengan proccessor dan RAM yg lebih gede, tetapi malah lag bahkan kadang hang saat menjalankan game tersebut. Sedemikian juga saat internetnya pas ngaret atau ada aplikasi yang bermasalah, iPhone 5s sepertinya sudah cukup cerdas menyelesaikannya. Gadget yang diperkuat dengan processor A7 64bit ini sepertinya memang cukup mumpuni. Apple sendiri mengklaim bahwa iPhone 5s adalah smartphone pertama di dunia yang berarsitektur 64 bit.
Tampilan retina display-nya cukup ‘wow’.Β Sama sekali tidak terlihat kotak-kotak pixelnya seperti smartphone biasa. Gambar layarnya jauh lebih baik dan detail jika dibanding dengan Android atau iPhone ku yg lama. Sama sekali tidak ada distorsi layar walaupun objek yang ditampilkan sangat kecil (misalnya saat menampilkan garis tipis melengkung–> tidak terlihat patah-patah).Β Layar iPhone 5s memiliki resolusi 1136 X 640 pixel at 326 ppi, contrast ratio 800:1.
Salah satu yang aku sukai dari iPhone 5s adalah kameranya. Kamera 8 megapixel yang diberi nama iSight ini cukup tajam hasilnya, baik dalam keadaan cerah maupun low-light (gak berbintik-bintik seperti kamera handphone biasa). Gara-gara kamera yang dilengkapi Sapphire crystal lens dan True Tone flash ini pula, aku akhir-akhir ini jadi enggan bawa-bawa kamera beneran, dan lebih suka motret pake iPhone 5s yang tentunya lebih kecil dan praktis dibawa ke mana-mana. Beberapa hasil jepretan iPhone 5s dapat dilihat di foto-foto di bawah, silahkan klik untuk melihatnya dalam resolusi penuh (maaf kalo loadingnya lama, sengaja tidak aku compress, biar tetap dalam keadaan aslinya). Semua foto di bawah dijepret tanpa filter dan tanpa efek apapun. Beberapa hasil foto iPhone 5s yang lain juga pernah aku upload di Instagram.
Hanya saja, sepertinya daya tangkap WiFi iPhone 5s masih di bawah Androidku. Pada jarak yang sama dengan modem wifi-ku (sekitar 15 meter), Androidku masih dapet menangkap sinyal wifi, sedangkan iPhone 5s nya udah gak bisa nangkap Wifi lagi. Tanda WiFi-nya ilang dan otomatis berganti dengan koneksi 3G milik Simpati. Sedemikian juga daya tangkap sinyal GSM nya, rata-rata masih berada di bawah Android ku jika berada di lokasi yang sama. Di tempat-tempat yang sangat tertutup (misalnya di kamar mandi, di dalam sumur, atau di dalam kuburan), kadang 3G nya ilang walau Androidku masih bisa menangkap sinyal 3G, dengan operator yang sama tentunya.
Edit/Revisi (19 Jan 2014):
Iphone 5s ternyata memiliki daya tangkap sinyal yang cukup kuat. Sebanding bahkan lebih kuat dari gadgetku lain. Kesalahanku adalah karena iPhone 5s-ku aku bungkus dengan semacam chassing/bumper plastik yang menutup area pinggirnya. Body iPhone 5s berfungsi sebagai antena dan untuk menyalurkan listrik fasa ground (0). Jika dipegang, bagian tepi ini akan terhubung ke tubuh pengguna sehingga bisa memperkuat sinyal. Kalau chassingnya dari plastik, maka fungsi ini jadi gak jalan, daya tangkap sinyal akan melemah. Selain itu, chassing plastik tidak bisa menyalurkan panas, sehingga kalor yang dihasilkan oleh gadget tidak bisa ‘terlepas’ keluar, akibatnya baterai menjadi lebih boros.
So, ini sekaligus menjadi masukan buat pengguna iPhone 5s, sebaiknya chassing/bumper yang dipasang berbahan metal (biasanya alumunium), karena tidak akan melemahkan sinyal dan bisa menyalurkan panas. Atau malah gak usah dikasih chassing sekalian juga gak papa, toh body iPhone 5s ini udah terbuat dari alumunium (bukan plastik), sehingga relatif tahan benturan dan tahan gores.
Untuk urusan baterai, berdasar pengalaman sebulan pake iPhone 5s, sepertinya smartphone ini cukup irit dan efisien. Yah, sedikit lebih irit dibanding dengan gadget lain yang juga aktif aku pakai. Jika aktif terus, rata-rata sehari aku mencharge iPhone 5s satu kali, kadang baru 2-3 hari dicharge jika banyak nganggurnya.
Perbedaan mendasar iPhone 5s dibanding dengan iPhone 5 biasa adalah diperkenalkannya Fingerprint identity sensor. Ini adalah sensor sidik jari yang dapat mengenali siapa penggunanya. Jadi, jika iPhone 5s tersebut dalam keadaan locked, untuk mengaktifkannya tinggal memencet home buttonnya. Jika jari yang memencet tombol home tersebut adalah pemilik iPhone 5s, maka iPhone 5s akan langsung aktif tanpa harus menslide layar kayak gadget biasa. Jika scan fingerprint gagal tiga kali, maka akan diminta memasukkan sandi angka tertentu (bisa diseting gitu).
Dengan kata lain, hanya pemiliknya yang boleh pakai iPhone 5s, orang lain gak bisa ngintip ada apa di dalamnya. Jika iPhone 5s dicuri orang, dengan aplikasi tertentu kita bisa mengunci, mengetahui lokasinya, menghapus data, hingga memotret pencuri tersebut dengan front-camera. Semua bisa dilakukan dari jarak jauh. iPhone 5s yang dikunci akan benar-benar tidak bisa dibuka lagi, kecuali jika dibongkar dan dinstal ulang iOS nya.
Fingerprint identity sensor yang juga disebut TouchID ini juga berguna sebagai “tanda tangan” saat iPhone 5s meminta persetujuan penggunanya, contohnya saat akan mendownload aplikasi, tinggal letakkan saja ibu jari di homeΒ button, maka aplikasi akan langsung terunduh, tidak perlu memasukkan password AppleID seperti biasanya.
Cukup canggih dan praktis memang, tapi TouchID ini cukup bermasalah di jari saya. Kenapa? jari-jari saya sering berkeringat, dan karena keringat ini pulalah pembacaan sensornya jadi gak optimal, kadang gak bisa mengenali sidik jari saya.. π
Spesifikasi lengkap iPhone 5s dapat dilihat di sini dan di sini. Lebih lengkap mengenai apa saja perbedaan antara iPhone 5s, iPhone 5c, dan iPhone 4s dapat dilihat di sini. Kemudian perbedaan antara iPhone 5s dan iPhone 5 biasa bisa dilihat di tabel di bawah ini (jika tidak aku tulis, berarti masih sama).
iPhone 5s |
iPhone 5 |
|
Kamera |
||
Flash | Dual LED ‘true tone’ | Single LED |
Resolusi |
|
|
Aperture |
|
|
Fitur |
|
|
Front Camera –> kamera depan buat video chat |
|
|
Perekam Video |
||
Mode Resolusi |
|
|
Fitur |
|
|
Sistem |
||
Proccessor | Apple A7, arsitektur 64-bit, dual core, 1,3 GHz | Apple A6, arsitektur 32-bit, dual core, 1,3 GHz |
Co-Proccessor | Apple M7 –> iPhone 5s punya dua proccessor sekaligus –> Proccessor pendamping yang dikhususkan untuk mengolah data accelerometer, gyroscope, dan kompas |
– |
Graphics Proccessor –> semacam VGA jika di komputer |
PowerVR G6430 | PowerVR SGX543MP3 |
RAM | 1024 MB RAM | 1016 MB RAM |
TouchID | Fingerprint identity sensor | Β – |
Baterai |
||
Standby Time | 250 jam | 225 jam |
Talk Time | 10 jam | 8 jam |
Kapasitas | 1570 mAh | 1440 mAh |
Software |
||
Original OS | iOS 7 | iOS 6, bisa diupgrade ke iOS 7 |
Bisa diinstall aplikasi / game berbasis 64bit | Ya | Tidak |
Walau ada sedikit kekurangan di bagian TouchID, overall gadget ini sangat mumpuni dan memang pantas diletakkan pada jajaran papan atas. Selama ini iPhone 5s ku sangat stabil, lumayan irit baterai, gak pernah hang atau lag, gak pernah terlalu panas, dan gak pernah restart sendiri. Kameranya luar biasa, warna yang ditangkap sangat bagus walau filter-filternya tidak diaktifkan. Desainnya sangat elegant dan mewah, terutama yang warna ‘gold’, beda banget dengan iPhone pendahulunya. iPhone 5s sangat sesuai bagi kamu penyuka teknologi, hobi main game, pengikut mode, atau pebisnis. Pokoknya, cukup sebanding dengan harganya… π
Gimana jika udah punya iPhone 5 biasa? perlukah diganti? Jawabannya tergantung kamu. Jika kamu hobi motret sana-sini, suka game-game yang berat, cukup bermasalah dengan privasi (misalnya cewekmu suka diem-diem membuka sms-mu, fesbuk-mu, chat-mu, atau email dari selingkuhanmu), dan tentunya jika kamu masih dalam proses pencitraan seperti pengen dianggep sukses, kaya, keren, atau ‘berbeda’; maka ganti ke iPhone 5S adalah wajib. Kalo gak termasuk dalam deretan kepentingan-kepentingan di atas, aku kira masih layak untuk mempertahankan iPhone 5 yang lama.
Sing penting aku wis tau ndemek. Enteng tenan trus nyaman. Ora wedi nek ceblok.
haladalah.. π
Sing penting aq wes tahu njiblokne… hehehehe…. sorry coy.
hahaha… uwes bola-bali tibo.. π
Mantab rek… podo mbek regane, gae narsis barang yo sip. Nyilih bang :green:
hihihi..
Suwangar.. aku juga wis nate ndemek… mantaf.. tanpa brasa lag sedikitpun itu yg menurutku juozz..
yeaah.. π
Mbok aku minjem headset ‘e nggo pamer :p
*glodak*
mau tanya bang, soal keiritan batre 5S.
kalau keadaan aktif media social iPhone 5S ini berapa menit sekali turun persennya?
misalkan : dari 85% – 84%
waktu : 5 menit
wah, banyak faktor itu mas, soalnya tidak mungkin diukur secara empiris. Banyak hal yang bisa mempengaruinya, seperti: jumlah background program lain yg aktif, bagaimana social network tersebut bekerja (tingkat efisiensi, menggunakan GPS apa tidak, dsb), menggunakan wi-fi atau GSM (kalo wi-fi jelas lebih ngirit), bagaimana sinyal di tempat tsb, berapa banyak data yg didownload (cuma teks, dgn gambar, atau video), seberapa terang setting layarnya, kibordnya pake suara apa gak, dan seabreg parameter yang lain.
Kalo berdasar pengalaman sih ya lumayan ngirit. Saya di rumah pake wifi dan jarang ke luar, hape selalu nyala 24jam, rekor terlama iphone 5s ku bisa nyala dari baterai full hingga habis adalah sekitar 4 hari 3 malem, rekor terpendeknya sekitar 4 jam (buat maen game mlulu).
bookmarked!!, siapa tau entar butuh
mbayar.. π
Akhirnyaaa… Diupdate juga. Gara gara bbm an kemau, saiki ipadku tanpa asesoris kesing plastik berat sialan dan tanpa sekringuard yg bikin burem haha..
iyoo.. kesalahan ternyata ada pada pengguna π
Mas bro, bukannya iphone yg langsung dri USA ga bisa pake di regional indo?, kmrin sodara pengen beli disna buat keluarga (karena lebih murah) kta nya ga bsa harus beli di apple store resmi di indo, klo nekad beli bakalan ga bisa digunain tuh iphone 5s di indo.
Hehe.. mungkin salah belinya, ada beberapa tipe iPhone, kalo yg GSM (factory unlock), bisa dipakai dimana saja. Tetapi yang CDMA jelas gak bisa, karena udah diinject dengan nomer amrik sono.. yah seperti CDMA di sinilah, sifatnya lokal.
Review yg menarik.. cukup berguna.. hampir ga jd beli gara2 sinyal wifi nyaa jelek ternyata bersambung keedisi revisi.. good job
Hehe.. iya π keburu buru nulisnya
Salam kenal mas, saya baru memiliki 5s, pertama kali mencharge butuh sampe brp lama ya.. makasih..
hehe.. kurang tau kalo untuk pas ‘pertama kali’ nya. Tapi kalo untuk sekedar charge standar, dari nol sampe full kira-kira butuh waktu sejam.
Masih pake iphone 5s sampe skrg bg?
Ada kendala lain gak? Sampai skrg pake ip 5s nya?
Gak ada kendala yg berarti.. π udah aku pake setahun lebih, sama sekali belon pernah error, hang, atau restart sendiri.
Setelah diupgrade ke ios 8.performa battery jd gmna gan.. sama aja atau tambah boross ??..
Iya.. haha.. memang jadi lumayan boros. π
Terima kasih atas informasinya π